MAKALAH
PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN SENI RUPA
DAN KERAJINAN SEKOLAH DASAR
DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD REYHAN FLOREAN, M. Pd.
KELOMPOK 3 :
1. EKA PERMATASARI (14186206085)
2. NIMAS DWI MAHARANI (14186206086)
3. PURI KARTIKA WARDANI (14186206087)
4. LARAS KURNIA AGUSTIN (14186206088)
5. RIZCKY FORMALINA R. (14186206283)
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
OKTOBER 2015
KATA PENGANTAR
Segala
puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Estetika
dan Perkembangannya” ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa Sekolah Dasar di STKIP PGRI Tulungagung.
Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
laporan seperti ini, pengamatan yang kami laksanakan dapat tercatat dan dapat
kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses
belajar kita.
Dalam
penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
|
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I
Pendahuluan...................................................................................................
1
Latar
Belakang...............................................................................................
1
Rumusan
Masalah..........................................................................................
1
Tujuan.............................................................................................................
1
BAB II
Pembahasan....................................................................................................
2
Pengertian Estetika.........................................................................................
2
Estetika dan Filsafat.......................................................................................
3
Estetika dan Ilmu...........................................................................................
4
BAB III
Penutup..........................................................................................................
8
Kesimpulan.....................................................................................................
8
Saran...............................................................................................................
8
Daftar
Pustaka ............................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berdasarkan pendapat umum, estetika
diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan
dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung
pengertian yang sempit. Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa
bertanya dan mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian
manusia sejak dahulu hingga sekarang. Estetika dan ilmu merupakan suatu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena sekarang ada kecenderungan orang
memandang sebagai ilmu kesenian (science of art) dengan penekanan
watak empiris dari disiplin filsafat..
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dari estetika?
2.
Apa yang dimaksud estetika dan filsafat?
3.
Apa yang dimaksud estetika dan ilmu?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
tentang pengertian dari estetika
2. Menjelaskan
tentang estetika dan filsafat
3. Menjelaskan
tentang estetika dan ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Estetika
Secara luas, estetika diartikan sebagai
pandangan dari bangsa yunanu dengan tokohnta seperti plato dan aritoteles yang
memiliki pemikiran bahwa watak, hukum dan kebiasaan sebagai hal yang bersifat
idah. Pemikiran tentang indah biasanya akan nampak pada keindahan yang tesymmetria.
rsentuh
secara indrawi atau disebut sebagai
Dalam pengertian yang terbatas, keindahan
hanya tertuju pada benda yang terserap melalui penglihatan yaitu berupa bentuk
dan warda. Pandangan lainnya, keindahan diartika sebagai estetika murni yang berusaha
mengungkapkan pengalaman estetis dari seseorang dalam keterkaitannya dengan
segala sesuatu yang diserapnya.
Estetika yang berasal dari bahasa
Yunani "aisthetika" berarti hal-hal yang dapat dicerap oleh
pancaindera. Oleh karena itu estetika sering diartikan sebagai pencerapan
indera (sense of perception). Alexander Baumgarten (1714
1762), seorang filsuf Jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata
"aisthetika", sebagai
penerus pendapat Cottfried Leibniz (1646-1716). Baumgarten
memilih estetika karena ia mengharapkan untuk memberikan tekanan kepada
pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the perfection of
sentient knowledge).
Untuk estetika sebaiknya jangan
dipakai kata filsafat keindahan karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi
permasalahan falsafi tapi sudah sangat ilmiah. Dewasa ini tidak hanya
membicarakan keindahan saja dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga
gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya.
Masalah dalam seni banyak sekali. Di
antara masalah tersebut yang penting adalah masalah manakah yang termasuk
estetika, dan berdasarkan masalah apa dan ciri yang bagaimana. Hal ini
dikemukakan oleh George T. Dickie dalam
bukunya "Aesthetica". Dia mengemukakan tiga derajat masalah
(pertanyaan) untuk mengisolir masalah-masalah estetika.
Yaitu pertama, pernyataan kritis yang mengambarkan,, menafsirkan,
atau menilai karya-karya seni yang khas. Kedua pernyataan yang
bersifat umum oleh para ahli sastra, musik atau seni untuk memberikan ciri
khas genre-genre artistik (misalnya: tragedi, bentuk sonata, lukisan
abstrak). Ketiga, ada pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi, dan
lain-lain.
B. Estetika
dan Filsafat
Filsafat merupakan bidang pengetahuan
yang senantiasa bertanya dan mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat
menarik perhatian manusia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu persoalan
yang mendasari ungkapan rasa manusia adalah estetika, jika peranannya sebagai
filsafat dan ilmu pengetahuan.
The Liang Gie menyatakan ada enam jenis
persoalan falsafi, yaitu:
1. Persoalan
metafisis (methaphysical problem)
2. Persoalan
epistemologis (epistemological problem)
3. Persoalan
metodologis (methodological problem)
4. Persoalan
logis (logical problem)
5. Persoalan
etis (ethical problem)
6.
Persoalan estetika (esthetic problem)
Pendapat umum menyatakan bahwa
estetika adalah cabang dari filsafat, artinya filsafat yang membicarakan
keindahan.
Persoalan estetika pada pokoknya
meliputi empat hal:
1. Nilai
estetika (esthetic value)
2. Pengalaman
estetis (esthetic experience)
3. Perilaku
orang yang mencipta (seniman)
4.
Seni
Menurut Louis Kattsof,
estetika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan batasan
rakitan (stucture) dan peranan (role) dari keindahan,
khususnya dalam seni. Kemudian muncul pertanyaan: apakah itu seni? Apakah teori
tentang seni? Apa keindahan dan teori tentang keindahan? Apakah keindahan itu
obyektif atau subyektif? Apakah keindahan itu berperan dalam kehidupan manusia.
C. Estetika
dan Ilmu
Estetika dan ilmu merupakan suatu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan , karena sekarang ada kecenderungan orang
memandang sebagai ilmu kesenian (science of art) dengan penekanan
watak empiris dari disiplin filsafat..
Dalam karya seni dapat digali berbagai
persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang susunan seni, anatomi bentuk,
atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelaahan dengan metode perbandingan dan analisis teoritis serta
penyatupaduan secara kritis menghasilkan sekelompok pengetahuan ilmiah yang
dianggap tidak tertampung oleh nama estetika sebagai filsafat tentang
keindahan. Akhir abad ke-19 bidang ilmu seni ini di Jerman disebut
"kunstwissensechaft". Bila istilah itu diteterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris adalah "general science of art".
E.D. Bruyne dalam
bukunya Filosofie van de Kunst berkata bahwa pada abad ke-19
seni diperlakukan sebagai produk pengetahuan alami. Sekarang dalam penekanannya
sebagai disiplin ilmu, estetika dipandang sebagai "the theory of sentient
knowledge". Estetika juga diterima sebagai "the theory of
the beautiful of art" atau "the science of beauty".
Sebagai disiplin ilmu, estetika
berkembang sehingga mempunyai perincian yang semakin kaya, antara lain:
·
Theories of art,
·
Art Histories,
·
Aesthetic of Morfology,
·
Sociology of Art,
·
Anthropology of Art,
·
Psychology of Art,
·
Logic, Semantic, and Semiology of Art.
Estetika merupakan
studi filsafati berdasarkan nilai apriori dari seni (Panofsky) dan
sebagai studi ilmu jiwa berdasarkan gaya-gaya dalam seni (Worringer). Berdasarkan
kenyataan pendekatan ilmiah terhadap seni, dalam estetika dihasilkan sejarah
kesenian dan kiritk seni. Sejarah kesenian bersifat faktual, dan positif,
sedangkan kritik seni bersifat normatif.
Gambar 1.1 Arca Harihara
|
Bidadari Majapahit, arca emas apsara gaya Majapahit menggambarkan zaman
kerajaan Majapahit sebagai “Zaman Keemasan” Nusantara.
Gambar 1.2 Bidadari Majapahit
|
Gambar 1.3 Terakota Wajah |
Gambar 1.5 Sepasang Patung Penjaga Gerbang |
Gambar 1.6 Arca Dewi Parwati
|
Sejarah kesenian menguraikan fakta
obyektif dari perkembangan evolusi bentuk-bentuk kesenian, dan mempertimbangkan
berbagai interpretasi psikologis. Kritik seni merupakan kegiatan yang
subyektivitas pada suatu bentuk artistik juga moralnya sebagai pencerminan pandangan
hidup penciptanya (seniman). Pertimbangan berdasarkan ukuran sesuai dengan
kebenaran berpikir logis. Maka kiritk hampir selalu mengarah pada filsafat
seni. Baik sejarah maupun kritik seni dituntut pengenalan sistem untuk mengenal
seni dan kesenian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Estetika adalah
cabang filsafat yang mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Istilah
estetika berasal dari kata yunani aisthesis, yang berati pencerapan indrawi,
pemahaman intelektual (intelectual understanding), atau bisa juga berarti
pengamatan spiritual. Istilah seni (art) berasal dari kata latin ars, yang
berarti seni, ketrampilan, ilmu, atau kecakapan.
Sejak zaman
yunani purba, estetika filsafat sering disebut berbagai nama, seperti filsafat seni
(philosophy of art), filsafat keindahan (philosophy of beauty), filsafat
citarasa (philosophy of taste) dan filsafat kritisisme (philosophy of
criticism). Akan tetapi, sejak abad XVIII istilah estetika mulai menggantikan
nama-nama tersebut.
B. Saran
Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Kami juga membuka kesempatan bagi kritik
dan saran yang membangun dan mengembangkan makalah ini, karena pada hakekatnya
ilmu pengetahuan akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mundardjito.(2007)."Wacana Jurnal Ilmu Pengetahuan
Dan Budaya Teori & Metodologi Ilmu Budaya".Vol.9 No.1, April 2007,
hlm. 1-134 (online) (https://books.google.co.id/books?id=wE0eijViQroC&pg=PA124&dq=estetika+dan+filsafat&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=estetika%20dan%20filsafat&f=false) diakses
tanggal 1 Oktober 2015
2.
Rapar, Jan Hendrik.1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta:Kanisius
(online) (diakses 1 Oktober 2015)
3.
http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-seni-rupa-dan-kerajinan-pgsd.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar